Monday, December 6, 2010

Gadis

Dikisahkan ada seorang gadis berparas manis, cerdas namun tak sombong dengan kecerdasan itu. Sang gadis juga terlahir di keluarga yang cukup baik dari sisi pendidikan maupun finansial. Jika melihat latar belakang sang gadis, orang-orang berpikir bahwa hidup sang gadis begitu sempurna, seperti tak ada yang bermasalah pada dirinya. Tak ada alasan yang dapat membuatnya bersedih hati.

Namun, itu kan keadaan yang secara kasat mata terlihat demikian, akan tetapi siapa yang tahu batin sang gadis? Penampakan dari luar yang terlihat begitu bahagia, ternyata tak sedemikian adanya. Allah yang Maha Kuasa akan segala sesuatu, mengujinya dengan penyakit. Tubuhnya lemah sekali, dan akan mudah sekali terkena penyakit. Fisiknya sangat lemah.

Sang gadis sepenuhnya menyadari bahwa dirinya milik Sang Pencipta. Mungkin ini keadaan yang terbaik dari-Nya. Meski demikian, sebagai manusia biasa yang lemah dan tak luput dari kekhilafan, dia ingin sekali memperoleh kesehatan sama seperti manusia pada umumnya. 

Jauh, di lubuk hatinya, dia ingiiin sekali memperoleh kesehatan, yang selalu didamba setiap insan. Bahkan pernah, terlintas di pikirannya, andai saja ia dapat memilih. Dia ingin sekali, turun di keluarga yang biasa-biasa saja, tetapi memiliki tubuh yang full sehat.

Sebagai manusia yang memiliki keinginan. Nuraninya, tentu menginginkan kesenangan, kebahagiaann layaknya manusia pada umumnya. Manusia mana yang mau mendapat hal yang tidak menyenangkan seperti ini?pastinya tak ada bukan? 

Walaupun demikian, sebagai muslimah, yang yakin akan adanya Zat yang Maha Pencipta, sang gadis sadar. Dia tak boleh “murka” seperti itu. Sebagai hamba, sang gadis harus bersyukur dengan segala kelebihan yang Allah titipkan.

Bukankah diri sang gadis adalah milik-Nya?Bukankah tak ada yang dapat menolak takdir-Nya?Hanya  dengan doa semuanya dapat berubah, insyaallah…

Tanpa pernah putus asa, tiap akhir sholatnya, sang gadis selalu berlinangan airmata, berdoa, memohon agar Allah mau mengabulkan doanya. 

Pada suatu ketika ada seorang lelaki yang ingin menjadikannya teman seumur hidup. Alangkah senangnya hati sang gadis. Tapi, ketika dia mengingat keadaan fisiknya, dia seakan dibayang-bayangi rasa takut. Tiba-tiba, hatinya menjadi bimbang, seakan dirinya tak pantas untuk sang lelaki. Dia merasa bukan apa-apa, meski secara kasat mata orang melihatnya begitu banyak kelebihan.

Berat hatinya mengambil keputusan ini, namun rasa takutnya melebihi keinginannya untuk menerima niatan sang lelaki. Akhirnya, bisa ditebak, penolakanlah yang sang gadis lakukan. Dia sadar dengan apa yang telah ia putuskan, bukan tidak mungkin pihak keluarga lelaki tersebut bakal menuduhnya negatif. Dan, dugaan sang gadis memang benar, ucapan dari pihak keluarga lelaki begitu menusuk.

Sejujurnya, batin sang gadis menjerit, sedih bukan kepalang. Di satu sisi, dia terpaksa “menolak”, suatu tindakan yang bertentangan dengan hati nuraninya, dan belum kering benar airmatanya, sang gadis mendapat ucapan yang begitu menyakitkan. Pastinya , hanya Allah yang Tahu, bagaimana hatinya berkecamuk saat itu.

Mendapat perlakuan yang sedemikiannya, sang gadis ikhlas. Sang gadis, mengerti sekali mengapa tindakan keluarga lelaki demikian buruknya pada dirinya. Hanya Allah, yang Maha Tahu mengapa dirinya mengambil keputusan demikian. Keputusan yang tak hanya menyakiti perasaan keluarga sang lelaki, akan tetapi juga menyakiti hatinya.

Sang gadis butuh waktu untuk memastikan bahwa lelaki yang kelak akan menemaninya menjalani hidup ini adalah lelaki yang mau menerima keterbatasannya. Tak hanya melihat dirinya yang secara kasat mata begitu sempurna.

Kira-kira masih adakah lelaki yang seperti itu?wallahualam..

Ya…, terkadang kita merasa bahwa orang lain lebih bahagia, sempurna dari diri kita. Bisa saja, pada saat yang sama orang lain justru memandang bahwa diri kitalah yang paling bahagia. Ada peribahasa yang mengatakan bahwa “rumput tetangga itu memang jauh lebih hijau”. Bersyukur adalah hal yang terbaik dalam menjalani kehidupan. Kita dari DIA dan akan kembali kepada-Nya.Wallahualam

6 comments:

  1. yup... betul sekali... bersyukur adalah cara menikmati hidup ug sesungguhnya. jangan hanya melihat pada kesuksesan atau sisi sempurna yg ada pada orang lain tapi lihat juga sisi yg lain, yaitu sisi ug tidk sempurna.

    ReplyDelete
  2. bener, dengan bersyukur kita akan lebih bisa menikmati apa yang dianugerahkanNya kepada kita, walaupun itu berbentuk kekurangan/penyakit.

    Temenku juga ada yang memiliki penyakit kelainan sel darah putih, dan dokter memvonis penyakit itu tidak bisa hilang seumur hidup, tapi dia enjoy banget seakan tidak ada beban, dan ternyata ada cowok yang mengerti dia, dan sekarang dia bahagia bersamanya,

    ReplyDelete
  3. “rumput tetangga itu memang jauh lebih hijau”.
    aku komenin yang ini ya

    hmm banyak orang menyalahgunakan kalimat ini.
    padahal kalo mo diambil positifnya
    ketika melihat rumput tetangga lebih ijo, kita kudunya ngerawat rumput kita biar lebih ijo dari rumputnnya tetangga ya wits

    ReplyDelete
  4. jadi bertanya-tanya
    siapa ya gadis itu?
    hmm keputusan yang sulit tentunya tapi semoga menemukan apa yang dicari sebagai teman jiwa si gadis

    ReplyDelete
  5. bersyukur kepada Allah...

    bersyukur sepanjang waktu

    ReplyDelete
  6. For all : setuju sekali, kita harus bersyukur, jgn pernah membandingkan diri dg org lain. Karena membandingkan diri dg org lain inilah awal dari kesempitan hati yg berujung pada rasa tak bahagia. Tiap manusia pasti memiliki sisi yg unik untuk ditonjolkan yg dapat menjadi daya tarik tersendiri, insyaallah..

    bintangair :iya, jgn mo kalah sm rumput tetangga, tp dari sisi yang positip ya.

    ReplyDelete

Buat semua Sobat, saya sangat menghargai satu dua patah komentar Anda, tapi please gak usah meninggalkan link di kolom ini atau di Wit's chat box, ok.
Saya sangat menghargai pengertian sobat:)