Dikisahkan ada seorang gadis berparas
manis, cerdas namun tak sombong dengan kecerdasan itu. Sang gadis juga terlahir
di keluarga yang cukup baik dari sisi pendidikan maupun finansial. Jika melihat
latar belakang sang gadis, orang-orang berpikir bahwa hidup sang gadis begitu
sempurna, seperti tak ada yang bermasalah pada dirinya. Tak ada alasan yang
dapat membuatnya bersedih hati.
Namun, itu kan keadaan yang
secara kasat mata terlihat demikian, akan tetapi siapa yang tahu batin sang
gadis? Penampakan dari luar yang terlihat begitu bahagia, ternyata tak sedemikian
adanya. Allah yang Maha Kuasa akan segala sesuatu, mengujinya dengan penyakit.
Tubuhnya lemah sekali, dan akan mudah sekali terkena penyakit. Fisiknya sangat
lemah.
Sang gadis sepenuhnya menyadari bahwa dirinya
milik Sang Pencipta. Mungkin ini keadaan yang terbaik dari-Nya. Meski demikian,
sebagai manusia biasa yang lemah dan tak luput dari kekhilafan, dia ingin
sekali memperoleh kesehatan sama seperti manusia pada umumnya.
Jauh, di lubuk hatinya, dia
ingiiin sekali memperoleh kesehatan, yang selalu didamba setiap insan. Bahkan
pernah, terlintas di pikirannya, andai saja ia dapat memilih. Dia ingin sekali,
turun di keluarga yang biasa-biasa saja, tetapi memiliki tubuh yang full sehat.
Sebagai manusia yang memiliki keinginan. Nuraninya, tentu menginginkan kesenangan, kebahagiaann layaknya manusia pada umumnya. Manusia mana yang mau mendapat
hal yang tidak menyenangkan seperti ini?pastinya tak ada bukan?
Walaupun demikian, sebagai muslimah,
yang yakin akan adanya Zat yang Maha Pencipta, sang gadis sadar. Dia tak boleh “murka”
seperti itu. Sebagai hamba, sang gadis harus bersyukur dengan segala kelebihan
yang Allah titipkan.
Bukankah diri sang gadis adalah
milik-Nya?Bukankah tak ada yang dapat menolak takdir-Nya?Hanya dengan doa
semuanya dapat berubah, insyaallah…
Tanpa pernah putus asa, tiap akhir sholatnya, sang gadis
selalu berlinangan airmata, berdoa, memohon agar Allah mau mengabulkan doanya.
Pada suatu ketika ada seorang
lelaki yang ingin menjadikannya teman seumur hidup. Alangkah senangnya hati
sang gadis. Tapi, ketika dia mengingat keadaan fisiknya, dia seakan
dibayang-bayangi rasa takut. Tiba-tiba, hatinya menjadi bimbang, seakan dirinya
tak pantas untuk sang lelaki. Dia merasa bukan apa-apa, meski secara kasat mata
orang melihatnya begitu banyak kelebihan.
Berat hatinya mengambil keputusan
ini, namun rasa takutnya melebihi keinginannya untuk menerima niatan sang
lelaki. Akhirnya, bisa ditebak, penolakanlah yang sang gadis lakukan. Dia sadar
dengan apa yang telah ia putuskan, bukan tidak mungkin pihak keluarga lelaki
tersebut bakal menuduhnya negatif. Dan, dugaan sang gadis memang benar, ucapan
dari pihak keluarga lelaki begitu menusuk.
Sejujurnya, batin sang gadis
menjerit, sedih bukan kepalang. Di satu sisi, dia terpaksa “menolak”, suatu
tindakan yang bertentangan dengan hati nuraninya, dan belum kering benar
airmatanya, sang gadis mendapat ucapan yang begitu menyakitkan. Pastinya , hanya
Allah yang Tahu, bagaimana hatinya berkecamuk saat itu.
Mendapat perlakuan yang
sedemikiannya, sang gadis ikhlas. Sang gadis, mengerti sekali mengapa tindakan
keluarga lelaki demikian buruknya pada dirinya. Hanya Allah, yang Maha Tahu
mengapa dirinya mengambil keputusan demikian. Keputusan yang tak hanya
menyakiti perasaan keluarga sang lelaki, akan tetapi juga menyakiti hatinya.
Sang gadis butuh waktu untuk
memastikan bahwa lelaki yang kelak akan menemaninya menjalani hidup ini adalah
lelaki yang mau menerima keterbatasannya. Tak hanya melihat dirinya yang secara
kasat mata begitu sempurna.
Kira-kira masih adakah lelaki
yang seperti itu?wallahualam..
Ya…, terkadang kita merasa bahwa
orang lain lebih bahagia, sempurna dari diri kita. Bisa saja, pada saat yang
sama orang lain justru memandang bahwa diri kitalah yang paling bahagia. Ada
peribahasa yang mengatakan bahwa “rumput
tetangga itu memang jauh lebih hijau”. Bersyukur adalah hal yang terbaik
dalam menjalani kehidupan. Kita dari DIA dan akan kembali kepada-Nya.Wallahualam
yup... betul sekali... bersyukur adalah cara menikmati hidup ug sesungguhnya. jangan hanya melihat pada kesuksesan atau sisi sempurna yg ada pada orang lain tapi lihat juga sisi yg lain, yaitu sisi ug tidk sempurna.
ReplyDeletebener, dengan bersyukur kita akan lebih bisa menikmati apa yang dianugerahkanNya kepada kita, walaupun itu berbentuk kekurangan/penyakit.
ReplyDeleteTemenku juga ada yang memiliki penyakit kelainan sel darah putih, dan dokter memvonis penyakit itu tidak bisa hilang seumur hidup, tapi dia enjoy banget seakan tidak ada beban, dan ternyata ada cowok yang mengerti dia, dan sekarang dia bahagia bersamanya,
“rumput tetangga itu memang jauh lebih hijau”.
ReplyDeleteaku komenin yang ini ya
hmm banyak orang menyalahgunakan kalimat ini.
padahal kalo mo diambil positifnya
ketika melihat rumput tetangga lebih ijo, kita kudunya ngerawat rumput kita biar lebih ijo dari rumputnnya tetangga ya wits
jadi bertanya-tanya
ReplyDeletesiapa ya gadis itu?
hmm keputusan yang sulit tentunya tapi semoga menemukan apa yang dicari sebagai teman jiwa si gadis
bersyukur kepada Allah...
ReplyDeletebersyukur sepanjang waktu
For all : setuju sekali, kita harus bersyukur, jgn pernah membandingkan diri dg org lain. Karena membandingkan diri dg org lain inilah awal dari kesempitan hati yg berujung pada rasa tak bahagia. Tiap manusia pasti memiliki sisi yg unik untuk ditonjolkan yg dapat menjadi daya tarik tersendiri, insyaallah..
ReplyDeletebintangair :iya, jgn mo kalah sm rumput tetangga, tp dari sisi yang positip ya.