Menulis itu susah susah gampang.
Dibilang susah karena rasanya mencari yang namanya ‘ide” itu sulit sekali.
Terkadang udah di depan computer atau di atas kertas dan di ujung pena
berjam-jam, namun ide belum keluar juga. Coret sana, coret sini belum juga ada
yang pas. Dibilang gampang, terkadang ketika kita menghadapi kejadian yang
dahsyat, baik itu yang tiba-tiba mengenakkan hati atau menyedihkan hati, kita
seakan timbul ide meluap-luap untuk segera ditumpahkan. Rasa kesalkah atau bahagiakah,
seperti ketika kita melampiaskannya dengan kata-kata, begitu mudah mengalir.
Sama halnya, ketika ada seminar.
Awalnya, setelah mendengarkan seminar tersebut, atau membaca makalah singkat
yang diberikan oleh sang pembicara. Otak kita belum terlalu konek, apalagi jika
seminarnya rada panjang plus makalahnya juga agak panjang, rasanya agak malas
untuk bertanya (ups..masalahnya malas membacanya). Tetapi, ketika ada seseorang
bertanya kemudian dijawab oleh pembicara. Api bertanya mulai tersulut. Biasanya,
tanya jawab ini mulai menarik untuk diikuti. Satu per satu sanggahan,
kesetujuan atau input atas pertanyaan
mulai berkembang. Hasilnya…ya suasana mulai hidup. Seminar berlalu tanpa
disadari. Satu jam berlalu, dua jam terlewati dan terkadang waktunya terus
molor sesuai dengan yang dijadwalkan. Kalau sudah begini, rasanya tak terasa
lagi waktu itu. Nah, biasanya suatu seminar itu selalu ada jadwal pasnya. Pasti
bakal keki berat bila ditengah titik peperangan pendapat, tiba-tiba seminar
harus ditutup. Ya… Tapi, jangan khawatir, sang moderator selalu mencoba
menyimpulkan bahasan yang telah berlalu.
Nah, begitulah aktivitas menulis.
Pas awalnya, agak sulit, tapi setelah kita menulis terus apa yang kita rasa,
mengalir begitu adanya. Pasti, di hati kita tiba-tiba timbul pertanyaan yang
membantu tulisan kita, Satu demi satu pertanyaan yang ada di pikiran kita
terbayang, ada jawabannya, sehingga menambah bahan untuk menulis. Satu halaman,
terus lanjut ke halaman berikutnya, terusss… dan akhirnya tak terasa jadi full tiga lembar halaman HVS.
Begitu otak dan jari kita merasa full, dan semuanya stop. Baru kita baca
lagi dari awal, sampai akhir. Biasanya ketika membaca ini, banyak revisi yang
kita lakukan, mulai dari misstype (kalau
kita langsung mengetik pake komputer, kesalahan pengetikan lumrah terjadiJ), susunan kata yang
dirasa kurang pas, atau bahkan susunan paragraph yang dipikir agak terbalik
letaknya. Nah, mulailah kita merapikannya, membacanya berulang-ulang sampai
semuanya kita pikir “Klop”.
Tapi, ketika kita minta orang
lain membacanya, mereka pasti punya pendapat yang lain, apalagi jika orang yang
kita mintai tolong itu wawasannya cukup luas. Wah…gak ketulungan kritiknyaJ. Tapi, jangan
buru-buru bertekuk wajah kita. Dengarin dulu ide mereka, siapa tau bisa jadi
ide untuk tulisan berikutnya. Maksudnya?Ya, ide di kepala sahabat kita itu bisa
jadi ide untuk topik yang lain. Bukan tidak mungkin kan?jadi kira-kira idenya
ada dua. Bener gak?pengalamanku sih suka begitu. Niatnya Cuma minta dikoreksi
tulisan kita, eh malah diotakku jadi ide lagi buat tulisan lainnya.
Jadi, berbagi ke orang lain bisa
jadi bank ide juga buat tulisan:)
yupz.. setuju.. menulis itu menurut saya berkaitan dengan bagaimana kita bisa memerintah diri sendiri untuk menulis
ReplyDeleteide bisa muncul kapan aja, dan di mana aja. tinggal gimana kita menuangkannya lewat tulisan. jujur diriku sendiri aja kadang masih suka macet kalo pas lagi nulis. ada banyak ide berlompatan di kepala sampe bingung mo ngeduluin yang mana. hmm saranku kalo pas lagi ada ide, coba deh tulis di kertas kecil. intinya aja. trus ntar bisa dikembangin lagi, atau coba cari sumber, bisa dari buku, tivi, atau googling dulu.
ReplyDeleteLozz Akbar : iya bener, motivasinya harus dari diri sendiri..makasih udah mo berkunjung
ReplyDeleteBintangair: apa yg kamu bilang persis prakteknya yang udah aku lakukan, ya begitulah, jgn sampe idenya menguap sebelum ditetaskan, cieee...^_^
Memang benar menulis itu susah2 gampang, kadang kalau tidak ada ide memang susah sekali untuk memulainya. Namun semuanya itu bisa kita kembangkan dengan banyak2 menulis.
ReplyDeleteSalam kenal.
setuju, practice makes perfect. Trus harus banyak membaca juga, menonton tv khususnya berita atau talkshow biar perbendaharaan kata kita juga bertambah, jd gampang buat nulis, stok ide di otak nambah terus masalahnya,hehe...
ReplyDeletesalam kenal jg
setuju....setuju.....terkadang yang susah itu emang idenya......bikin ngatuk, males..and lama ngotak...he..he......jadi curat-coret aja.,..daripada ngga nulis sama sekali... :D
ReplyDeletehehehe...
ReplyDeletesaya tambahin dikit
ReplyDeletemenulis itu susah susah susah (3x) gampang
sampai muka jadi semerawut ...
^_^
ReplyDelete