Thursday, April 28, 2011

Ternyata tak segampang yang dipikir

Mungkin ketika kita belajar, apapun itu,  secara teori segalanya terlihat  gampang. Namun, ketika tiba waktunya praktek…wuih, ternyata..it’s not easy man!!
Main basket misalnya. Dulu waktu SMP, tepatnya  pada mata pelajaran penjaskes (hayo..masih ingatkah dengan singkatan ini? Sssst…jawab ya di kolom komentarnya bila ‘iya’ :). Kelihatannya dribble itu mudah, trus masukin itu bola ke ring juga mudah, tapi..tunggu dulu! Pas olahraga, prakteknya wow..ternyata susah juga untuk jaga itu bola dari lawan hingga akhirnya sukses masuk ke ring.


Contoh laennya, main gitar. Melihat pengamen jalanan dan musisi kondang yang asyik menikmati permainan gitarnya, aku pernah belajar mainin ini alat musik, tapi..ternyata tak gampang juga genjrang, genjreng hingga menghasilkan suara yang merdu seirama dengan lagu yang dinyanyikan. Feelingnya harus pas begituJ

Atau belajar nyetir mobil misalnya. Pas teori, sepertinya gampang sekali. Tetapi untuk yang pertama kali megang setir..wuih, pada awalnya pasti mobil yang dikendarai bakal joget untuk beberapa waktu hingga akhirnya bisa berjalan dengan mulus. Maklum tak gak gampang menyeimbangkan gerakan kaki untuk kopling dan gas hingga start mobil meluncur sempurna. Hayo bener ato salah?

Kalau ditelaah lebih detail banyak hal dalam hidup ini yang  TERNYATA  setelah dijalani tak segampang yang kita pikir ya? Ayo, ada yang mau menambahkan?boleh…., ditunggu pendapatnya!

*gambar diambil dari google dan diedit sesuai kebutuhan
READMORE - Ternyata tak segampang yang dipikir

Monday, April 25, 2011

Ada-ada saja


Ada cerita yang sangat neginspirasi. Ceritanya begini; ada seorang keluarga yang hendak menjual rumah pribadinya. Katakanlah lokasinya di X. Mengingat pemilik rumah ini sangat sibuk dan tak mungkin mengontrol rumah yang dijualnya secara rutin maka diputuskanlah untuk menjual rumah tersebut tanpa menggunakan jasa perantara ataupun mengiklankannya melalui biro periklanan melainkan hanya menulis sebuah tulisan sederhana yang bertuliskan:


Tulisan ini ditempel dari dalam rumah tepatnya dari belakang kaca rumah pak M. Tindakan ini dilakukan dengan harapan kertas yang ditempel ini permanen karena ditempel dari balik dalam kaca rumah pak M.  Ide yang sederhana tetapi lumayan cerdas juga, bukan?
Setelah beberapa waktu lamanya lumayan banyak juga yang menelepon pak M untuk membeli rumah tersebut. Penawaran yang datang sangat beragam, namun pada dasarnya semua calon pembeli ingin mendapatkan kesepakatan harga yang menurut mereka memang ‘layak’.
Hal yang masuk akal memang, tetapi ada juga lucunya, ada pihak-pihak yang memang ‘cerdik’ memanfaatkan peluang pasar ditengah sulitnya mencari sumber penghidupan yang layak pada saat ini, beberapa pihak malah dengan sengaja memanfaatkan iklan sederhana ini. Berikut beberapa petikan dialog antara pak M dengan ‘pihak’ tersebut (kita misalkan saja Y):
Y            : Assalamu’alaikum
Pak M   : Wa’alaikumsalam
 Y           : Maaf Pak, mau nanya ini bener yang punya rumah yang lokasinya di x?
Pak M   : Oh..iya betul. Ada yang bisa dibantu, Pak?
Y            : Iya pak, kalo boleh tau harganya berapa?
Pak M   : O..kita jual 200 juta, Pak?
Y            : Gak bisa kurang, Pak?
Pak M   : Harganya pas , Pak
           : Itu luasnya berapa, Pak?rumah pribadi ya, Pak?
Pak M   :  xxx M2 . Iya itu rumah pribadi sudah serifikat
Y             : Rumah Bapak dimana?
Pak M   : Sekitar daerah z
Y             : Kita boleh maen ke sana, Pak?
Pak M    : O..ya, ya boleh
Setelah meminta alamat detail dari pak M, akhirnya pembicaraan ditutup.
Telepon dengan pertanyaan serupa seringkali terjadi hingga ada yang dengan sengaja mendatangi rumah pribadi pak M yang bertempat di daerah z dan cerita punya cerita, ternyata Y  sesungguhnya ingin menjadi broker untuk rumah yang sedang dijual oleh Pak M.
Y          : Iya, Pak. Jadi begini, Bapak kan mau jual 200 juta, jadi sudah saya tawarkan 250 juta. Bapak silahkan ambil 200 juta, sisanya untuk saya
Pak M   : *Ekspresi kaget
Mendengar ucapan Y, tentu saja pak M menolak. Mengapa?alasannya simple, baginya melakukan hal itu tentu saja merugikan pembeli dan dirinya selaku penjual. Ini terkait dengan ‘keterbukaan’ antara dirinya dengan pembeli. Pembeli bisa jadi  tak tahu bahwa sebenarnya harga rumah tersebut sebesar 200 juta, dan dirinya mungkin saja telah dimintai Y keuntungan sebesar  katakanlah x rupiah. Jadi di sini Y bisa jadi mendapat 2 keuntungan sekaligus, yaitu  dari pak M dan dari pembeli. Jelas di sini pihak pembeli dan pak M menjadi pihak yang dirugikan, kecuali sebelumnya memang Y telah diutus oleh pak M sebagai broker,kesepakatannya  sudah jelas.
Makanya pak M sangat tak ingin menjual rumahnya melalui perantara. Beliau ingin menjualnya langsung kepada pembeli sehingga ‘keterbukaan’ antara pak M dan pembeli jelas terlihat, semuanya clear.
Ada lagi hal yang lucu, begini dialognya…
X             :  Mau nanya pak, ini bener nomor telepon  rumah yang mau dijual itu?
Pak M    : Iya bener, ada yang bisa dibantu, Pak?
X            :  Begini Pak, mau nanya lokasi rumahnya dimana?
Pak M   : Loh??? Maaf,  Bapak dapet telepon rumah ini darimana?
          : Eh, anu.. saudara saya yang kasih tau pak
Pak M : Mm…lain kali Pak, kalo mau beli rumah ya dilihat dululah lokasi rumahnya kalo sreg baru bapak hubungi yang punya
Ah..ada-ada saja ya orang di dunia ini sukanya aneh-aneh. Yang satu pengen minta komisi, padahal jelas-jelas pak M menjual rumahnya tanpa perantara, yang satu malah menelpon pak M tanpa pernah tau dimana lokasi rumah yang akan dia beli.
Ilustrasi di atas mungkin hanya satu dari sekian banyak tingkah orang yang suka ‘nyeleneh’, pengennya mungkin memanfaatkan kesempatan yang ada tapi justru tanpa disadarinya malah merugikan pihak lain dan terkesan konyol.
Agak aneh ya??
READMORE - Ada-ada saja

Thursday, April 21, 2011

Nyasarkah

Beberapa waktu ke belakang, aku sering sekali mendapat pesan singkat ke nomor handphoneku. Isinya variatif, namun intinya adalah aku mendapat hadiah, baik berupa pulsa gratis, uang tunai  dan BB. Jujur, aku orangnya rasional sekali. Di zaman seedan ini mana mungkin ada orang yang mau memberi hadiah gratis seperti itu walaupun si pengirim sms mencatut nama perusahaan terkenal sebagai referensinya.

Ini beberapa contoh sms yang pernah aku dapatkan:


Dari awal aku memang tak pernah ambil pusing dengan pesan singkat serupa ini, akan tetapi yang menjadi pertanyaanku adalah darimana si pengirim sms ‘jahil’ seperti ini mendapatkan nomor handphoneku?apakah caranya sama seperti yang diberitakan oleh salah satu stasiun televisi terkemuka di negeri ini bahwa (maaf) MUNGKIN pihak tertentu sengaja menjual identitas pelanggannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan ataukah ada jaringan tertentu yang seperti pernah aku baca di internet yang merekrut karyawannya untuk mencari identitas pelanggan serupa handphone seperti ini?

Bingung sendiri jadinya. Sepertinya moral pihak-pihak tertentu mulai terkikis. Tingginya persaingan hidup saat ini membuat mereka seolah tak  berpikir apakah cara yang mereka pakai adalah yang legal atau illegal yang terpenting adalah apa yang mereka inginkan dapat mereka peroleh.Apakah kasus seperti ini bisa disebut penipuan?Tapi kira-kira apa ya keuntungan mereka dengan mengirim sms serupa ini?ada yang paham mengenai ini?Boleh dibagi pemikirannya! thanks :)

READMORE - Nyasarkah

Monday, April 18, 2011

Menjadi orang sukses

Apalah artinya kita menjalani hidup apabila tidak memiliki tujuan yang  jelas karena semua itu tidak ada gunanya. Sebab hidup tanpa tujuan bagaikan sebuah pohon yang dihembus angin. Kemana angin berhembus ke situlah daun-daunnya melambai. Apabila hembusan angin sangat kencang maka dapat dengan mudah kekuatan pohon terkalahkan sehingga roboh. Begitulah gambaran hidup manusia di era yang serba tak terkontrol ini apabila tidak memiliki tujuan yang jelas.

Sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah swt dan rasul-Nya, tentu memandang hidup sekedar tempat bersinggah sesaat. Sebab masih ada perjalanan yang lebih panjang yang menghadang di hadapannya. Dunia ini adalah alam yang berada pada urutan kedua dalam perjalanan manusia, setelah sebelumnya hidup di alam rahim, selama kurang lebih Sembilan bulan. Dunia yang sekarang kita tempati ini, paling lama seratus tahun akan kita tempuh. Tapi ukuran ini tidak baku, sebab kapan saja dan dimana saja, Allah swt akan berkenan memindahkan kita ke  alam berikutnya yaitu alam kubur.

Bisa saja seorang baru sekali menghirup udara dunia ini, lalu Allah swt langsung memanggilnya. Ada juga yang  sudah tua , tapi tidak sedikit yang masih muda, sehat wal’ afiat,punya karir bagus, kaya terhormat dan sedang jaya-jayanya, namun ketentuan Allah swt tidak bisa ditolak oleh manusia manapun. Kapan saja Allah mau, dicabutlah nyawa kita, dengan sebab tertentu ataupun tanpa sebab tertentu. Segala macam daya dan upaya yang kita lakukan, tidak akan mampu menolak apa yang telah Allah tetapkan.

Setelah melewati alam dunia ini, semua manusia akan mengalami banyak alam lainnya. Pilihannya ada dua, mendapatkan kenikmatan atau kesengsaraan. Tapi memilihnya harus sejak sekarang ini, bukan pada saat kita sudah di alam lain nanti. Sebab alam dunia sekarang ini memang telah ditetapkan oleh Allah untuk dijadikan penentu pada tempat-tempat selanjutnya.

Agar hidup kita semakin terarah dan mencapai tujuan maka patut kiranya kita menyelami tentang perkataan Imam Ghazali, dimana beliau membagi kehidupan terdapat empat golongan yaitu :
Pertama, seorang hamba yang menuai sukses dunia dan akhirat
Kedua, seorang hamba yang menuai sukses di akhirat saja
Ketiga, seorang hamba yang  menuai sukses sekedar hanya di dunia
Keempat, seorang hamba yang tidak sukses dunia dan akhirat (orang yang hidupnya nestapa dunia dan akhirat)

Dari empat golongan tersebut, kita sendirilah yang dapat menentukannya apakah kita menjatuhkan pada pilihan pertama, kedua dan seterusnya. Hal ini akan didukung oleh kesadaran dan pengetahuan yang kita miliki. Seorang hamba bisa meraih kesuksesan di dunia dan akhirat sekaligus. Ialah orang yang menyadari kehidupan ini layaknya sandiwara yang penuh dengan senda gurau dan permainan. Allah swt berfirman:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampong akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”. (QS. Al-An’am:32)

Maka seorang muslim tidak boleh terperdaya oleh kehidupan dunia yang bersifat sementara. Sangat penting bagi kita mempertimbangkan kepentingan akhirat dalam setiap aktivitasnya. Allah berfirman:
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air hujan yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai pula perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab kami di waktu malam atau siang, lalu kami jadikan tanam-tanamannya laksana tanam-tanaman yang sudah di sabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang berfikir”. (QS. Yunus:24)



                                                                        Diambil dari buku:
                                                                        Doa dan amalan Orang Sukses
                                                                        Karya Muhammad Syafii Masykur


Jadi sobat pilih yang mana?golongan pertamakah?keduakah?atau ketiga dan keempatkah?
READMORE - Menjadi orang sukses

Thursday, April 14, 2011

Nya


                Kehidupan mengajariku banyak hal, mulai dari tawa, airmata, kesuksesan, kebahagiaan, kehilangan, kekecewaan. Kehidupan juga mengajariku arti bersyukur, bersabar, tersenyum dan satu hal terpenting kehidupan mengajakku pada satu titik yaitu Sang Pencipta.
            Berbekal semua rasa di atas, perlahan akhirnya aku menyadari  sepenuhnya tentang ‘kefanaan’. Lika-liku kehidupanku menyadarkanku bahwa menjadikan-Nya sebagai tujuan dan motivasi utama dalam hidup adalah sumber kebahagiaan sejati.
              Tak ada yang dapat disamakan dengan kebesaran-Nya, seperti terlukis pada beberapa penggal kalimat yang aku peroleh dari sahabatku :
Jika sendiri janganlah merasa sepi, ada Allah yang sedang mengawasi
Jika sedih janganlah dipendam dalam hati, ada Allah tempat berbagi
Jika susah janganlah merasa pilu, ada Allah tempat mengadu
Jika gagal jangan berputus asa, ada Allah tempat meminta
Jika bahagia janganlah menjadi lupa, ada Allah tempat memuja
Ingatlah Allah selalu, ukirkan nama-Nya di hatimu
Rindui Dia di setiap langkahmu, cinta pada-Nya harus tetap nomor satu
Allah selalu bersamamu, menjagamu dan selalu senantiasa memberikan yang terbaik dalam hidupmu
                Semoga kita semua bisa selalu menjadi hamba-Nya yang mengingat-Nya dalam keadaan apapun sepanjang hidup ini, amin..
READMORE - Nya

Monday, April 11, 2011

Kesulitan dan kelapangan


           Kesulitan dan kelapangan adalah dua sisi yang selalu diujikan oleh-Nya pada setiap dari kita sebagai makhluk ciptaan-Nya. ‘Kesulitan’ ini fenomenanya selalu membuat hamba-Nya dekat pada kebaikan. Maklum, ketika mendapat kesulitan, tiap hamba-Nya selalu berdoa kepada-Nya, memohon agar kemudahan-kemudahan selalui menyertainya. Maka tak salah bila di salah satu ceramah agama yang pernah aku dengar dikatakan bahwa “Banyak orang yang sukses ketika diuji dengan kemiskinan (padanan untuk kesulitan) namun gagal berantakan ketika diuji dengan kekayaan (padanan untuk kelapangan)”. Benarkah?wallahu’alam
                Namun, kutipan ayat alqur’an dalam surat Al-Ma’aarij:19-28,  berikut mungkin bisa memberi pandangan sendiri buat sobat (maaf, bukan berarti aku ini maha tau, aku pun masih belajarJ):
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir
20. apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah
21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir
22. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat
23. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya
24. dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu
25. bagi orang (miskin)yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak  mau meminta)
26. dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan
27. dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya
28. karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman dari kedatangannya
                Semoga bermanfaat bagi kita semua.
READMORE - Kesulitan dan kelapangan

Thursday, April 7, 2011

Ketika Masjid dan Rumah Bordil Roboh

ADA DUA LELAKI.  Keduanya adalah saudara kandung. Lahir di dalam keluarga yang taat beragama. Namun perilaku dua orang itu berbeda dan akhir hidup mereka juga berbeda.
                Yang tua, sejak kecil dikenal baik, alim dan ahli ibadah. Ia tidak suka menyakiti orang lain. Tidak suka hura-hura. Tak pernah menyentuh gelas minuman keras apalagi meminumnya. Waktu mudanya banyak dihabiskan di masjid. Ia juga tidak suka bergaul dengan wanita yang bukan mahramnya. Pernah ia dirayu seorang gadis cantik yang masih sepupunya, namun ia teguh dalam keimanannya. Karena amal perbuatannya yang baik dan akhlaknya yang mulia ia dicintai oleh keluarga dan masyarakat.
                Sedangkan adiknya, sangat berbeda dengan kakaknya. Sejak kecil dikenal nakal. Sejak remaja sudah biasa masuk tempat maksiat. Rumah bordil adalah tempat biasa ia mangkal. Hampir tiap hari ia mabuk dan melakukan berbagai macam maksiat di rumah bordil miliknya itu. Kadang-kadang ia juga ikut gerombolan perampok, untuk merampas harta orang lain. Saat merampok ia bahkan terkadang juga melakukan pemerkosaan. Hampir segala jenis maksiat dan perbuatan yang menjijikkan telah ia lakukan untuk memuaskan hawa nafsunya. Perbuatan jahatnya itu membuat dirinya dibenci oleh keluarga dan masyarakat.
                                                                                  ***
                Suatu ketika, sang kakak yang alim dan ahli ibadah merenung dalam kesendiriannya. Tiba-tiba dengan halus sekali nafsunya berkata padanya,
                “Sejak kecil kau selalu berbuat kebaikan dan beribadah. Kau telah mendapat tempat di hati masyarakat dan dikenal sebagai orang baik. Namun kau tidak pernah merasakan nikmatnya hidup sedikitpun. Kenapa tidak sesekali kau datang ke tempat adikmu menghibur diri di rumah bordilnya. Sesekali saja. Setelah itu kau bisa tobat. Kau bisa membaca istighfar ribuan kali dalam shalat tahajjud. Bukankah Allah itu Mahapengampun?”
                Bujukan hawa nafsunya itu ternyata masuk dalam pikirannya. Setan pun dengan sangat halus masuk melalui pori-pori dan aliran darah. Ia berkata pada diri sendiri.
                “Benar juga. Kenapa tidak sesekali menghibur diri? Hidup Cuma sekali. Nanti malam aku mau menari dan bersenang-senang bersama wanita cantik di rumah bordil adikku. Setelah itu aku pulang dan bertobat kepada Allah swt. Dia Mahapengasih lagi Mahapengampun.
                Sementara itu di rumah bordil. Adiknya juga merenung. Ia merasa jenuh dengan hidup yang dijalaninya. Nuraninya berkata,
                “Sudah bertahun-tahun aku hidup bergelimang dosa. Bermacam maksiat telah aku lakukan. Apakah aku akan hidup begini terus?Keluarga  membenciku karena perbuatanku. Juga masyarakat, mereka memusuhiku karena kejahatanku. Kenapa aku tidak mencoba hidup baik-baik seperti kakak. Ah,bagaimanakah besok kalau aku telah mati. Bagaimana aku mempertanggungjawabkan perbuatanku. Kalau begini terus, kelak aku akan masuk neraka. Hidup susah di akhirat sana. Sementara kakakku akan hidup nikmat di surga. Tidak! Aku tidak boleh hidup dalam lembah maksiat terus. Aku harus mencoba hidup di jalan yang lurus. Nanti malam habis maghrib aku akan ke masjid tempat kakak beribadah. Aku mau tobat dan ikut shalat. Aku mau kembali ke pangkuan Allah swt. Aku mau beribadah sepanjang sisa hidupku. Semoga saja Allah mau mengampuni dosa-dosaku yang telah lalu.”
                                                                                   ***
                Dan benarlah. Ketika malam datang kedua saudar itu melaksanakan niatnya masing-masing. Usai shalat maghrib di masjid, sang kakak kembali ke rumah, ganti pakaian dan bergegas menuju rumah bordil. Adapun sang adik, telah pergi meninggalkan rumah bordil begitu mendengar suara azan maghrib. Jalan yang diambil dua bersaudara itu tidak sama sehingga keduanya tidak berjumpa di tengah jalan.
                Sampai di rumah bordil sang kakak mencari adiknya. Namun tidak ada. Orang-orang yang ada di rumah bordil tidak ada yang tahu kemana adiknya itu pergi. Meskipun adiknya tidak ada ia tetap melaksanakan niatnya. Nafsu telah menguasai seluruh akal pikirannya. Ia pun menuruti segala yang diinginkan nafsunya di rumah bordil itu bersama para penari dan pelacur.
                Di tempat lain, sang adik sampai di masjid tempat kakaknya biasa ibadah. Ia sudah bertekad bulat untuk tobat meninggalkan semua perbuatan buruknya. Ia mengambil air wudhu dan masuk ke dalam masjid. Ia mencari-cari kakaknya, ternyata tidak ada. Padahal biasanya kakaknya selalu beriktikaf di masjid usai maghrib sampai isya’. Ia bertanya pada penjaga masjid, namun ia tak tahu kemana perginya. Meskipun tidak ada kakaknya, niatnya telah bulat. Ia melakukan shalat dan beristighfar sebanyak-banyaknya dengan mata bercucuran air mata.
                Tiba-tiba bumi tergoncang dengan hebatnya.
                “Awas ada gempa!Ada gempa!” teriak orang-orang di jalan.
                Orang-orang panik keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri. Takut kalau-kalau rumah mereka runtuh. Sang adik yang sedang larut dalam kenikmatan tobatnya tidak beranjak dari dalam masjid. Ia tidak merasakan ada gempa. Demikian juga sang kakak yang saat itu sedang terlena di rumah bordil. Ia sama sekali tidak merasakan gempa. Goncangan gempa malam itu cukup keras. Beberapa bangunan roboh. Termasuk masjid dan rumah bordil.
                Keesokan harinya. Sang kakak ditemukan tewas di antara reruntuhan rumah bordil di samping mayat seorang penari dalam keadaan yang memalukan. Sedangkan adiknya juga ditemukan tewas di antara reruntuhan masjid. Kedua tangannya mendekap sebuah mushaf di dada.
                Masyarakat yang tahu ihwal kedua kakak beradik itu meneteskan air mata. Mereka tidak habis pikir, orang yang selama ini dikenal ahli ibadah kok bisa tewas dengan cara yang sedemikian tragis. Sedangkan adiknya yang selama ini dikenal ahli maksiat kok bisa husnul khatimah. Dengan peristiwa ini orang-orang diberi pelajaran yang sangat berharga. Bahwa kematian bisa datang kapan saja. Hanya Allah yang tahu. Maka jangan sekali-kali iseng menuruti hawa nafsu. Siapa tahu saat sedang menuruti hawa nafsu itulah maut menjemput. Na’udzubillah min dzalik. Bahwa niat baik harus selalu dijaga, agar Allah swt. Menganugerahkan akhir hidup yang indah. Akhir hidup yang diridhai-Nya.
                “Ya Allah, karuniakanlah kepada kami keteguhan dan keistiqomahan berada dalam jalan-Mu. Karuniakanlah kepada kami husnul khatimah. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.”

                                                                                     Diambil dari buku DI ATAS SAJADAH CINTA
                                                                                     Karya Habiburrahman El Shirazy
READMORE - Ketika Masjid dan Rumah Bordil Roboh

Monday, April 4, 2011

Jangan pernah menyangka

Jangan pernah menyangka….
Kesenangan dunia akan selalu menyertaimu
Jangan pernah menyangka…
Kedukaan tak akan pernah berakhir

Bahagia dan suka adalah milik kita semua
Keduanya satu per satu akan menyertai kita
Karena keduanya bagian dalam hidup kita
Episode yang bergiliran bertamu pada kita

Jangan pernah menyangka…
Hidupmu akan selalu mulus
Semulus jalan tol
Jangan pernah menyangka demikian

Jangan pernah menyangka..
Hidupmu akan kekal di dunia ini
Jangan pernah menyangka…
Kematian tak akan pernah menghampirimu

Jangan pernah menyangka..
Dunia adalah tempat kesenangan semata
Sebaliknya, ..dunia adalah medan tempaan diri
Pahami itu

Jangan pernah menyangka..
Diriku  sangatlah sempurna
Sesempurna kalimat yang kuguratkan
Aku pun masih belajar
                                                                                     Witri apriliani
                                                                                                                   3 april 2011
                               
READMORE - Jangan pernah menyangka