Monday, December 20, 2010

Susah-susah gampang.

Menulis itu susah susah gampang. Dibilang susah karena rasanya mencari yang namanya ‘ide” itu sulit sekali. Terkadang udah di depan computer atau di atas kertas dan di ujung pena berjam-jam, namun ide belum keluar juga. Coret sana, coret sini belum juga ada yang pas. Dibilang gampang, terkadang ketika kita menghadapi kejadian yang dahsyat, baik itu yang tiba-tiba mengenakkan hati atau menyedihkan hati, kita seakan timbul ide meluap-luap untuk segera ditumpahkan. Rasa kesalkah atau bahagiakah, seperti ketika kita melampiaskannya dengan kata-kata, begitu mudah mengalir.

Sama halnya, ketika ada seminar. Awalnya, setelah mendengarkan seminar tersebut, atau membaca makalah singkat yang diberikan oleh sang pembicara. Otak kita belum terlalu konek, apalagi jika seminarnya rada panjang plus makalahnya juga agak panjang, rasanya agak malas untuk bertanya (ups..masalahnya malas membacanya). Tetapi, ketika ada seseorang bertanya kemudian dijawab oleh pembicara. Api bertanya mulai tersulut. Biasanya, tanya jawab ini mulai menarik untuk diikuti. Satu per satu sanggahan, kesetujuan atau input atas pertanyaan mulai berkembang. Hasilnya…ya suasana mulai hidup. Seminar berlalu tanpa disadari. Satu jam berlalu, dua jam terlewati dan terkadang waktunya terus molor sesuai dengan yang dijadwalkan. Kalau sudah begini, rasanya tak terasa lagi waktu itu. Nah, biasanya suatu seminar itu selalu ada jadwal pasnya. Pasti bakal keki berat bila ditengah titik peperangan pendapat, tiba-tiba seminar harus ditutup. Ya… Tapi, jangan khawatir, sang moderator selalu mencoba menyimpulkan bahasan yang telah berlalu.

Nah, begitulah aktivitas menulis. Pas awalnya, agak sulit, tapi setelah kita menulis terus apa yang kita rasa, mengalir begitu adanya. Pasti, di hati kita tiba-tiba timbul pertanyaan yang membantu tulisan kita, Satu demi satu pertanyaan yang ada di pikiran kita terbayang, ada jawabannya, sehingga menambah bahan untuk menulis. Satu halaman, terus lanjut ke halaman berikutnya, terusss… dan akhirnya tak terasa jadi full tiga lembar halaman HVS.

Begitu otak dan jari kita merasa full, dan semuanya stop. Baru kita baca lagi dari awal, sampai akhir. Biasanya ketika membaca ini, banyak revisi yang kita lakukan, mulai dari misstype (kalau kita langsung mengetik pake komputer, kesalahan pengetikan lumrah terjadiJ), susunan kata yang dirasa kurang pas, atau bahkan susunan paragraph yang dipikir agak terbalik letaknya. Nah, mulailah kita merapikannya, membacanya berulang-ulang sampai semuanya kita pikir “Klop”.

Tapi, ketika kita minta orang lain membacanya, mereka pasti punya pendapat yang lain, apalagi jika orang yang kita mintai tolong itu wawasannya cukup luas. Wah…gak ketulungan kritiknyaJ. Tapi, jangan buru-buru bertekuk wajah kita. Dengarin dulu ide mereka, siapa tau bisa jadi ide untuk tulisan berikutnya. Maksudnya?Ya, ide di kepala sahabat kita itu bisa jadi ide untuk topik yang lain. Bukan tidak mungkin kan?jadi kira-kira idenya ada dua. Bener gak?pengalamanku sih suka begitu. Niatnya Cuma minta dikoreksi tulisan kita, eh malah diotakku jadi ide lagi buat tulisan lainnya.

Jadi, berbagi ke orang lain bisa jadi bank ide juga buat tulisan:)



9 comments:

  1. yupz.. setuju.. menulis itu menurut saya berkaitan dengan bagaimana kita bisa memerintah diri sendiri untuk menulis

    ReplyDelete
  2. ide bisa muncul kapan aja, dan di mana aja. tinggal gimana kita menuangkannya lewat tulisan. jujur diriku sendiri aja kadang masih suka macet kalo pas lagi nulis. ada banyak ide berlompatan di kepala sampe bingung mo ngeduluin yang mana. hmm saranku kalo pas lagi ada ide, coba deh tulis di kertas kecil. intinya aja. trus ntar bisa dikembangin lagi, atau coba cari sumber, bisa dari buku, tivi, atau googling dulu.

    ReplyDelete
  3. Lozz Akbar : iya bener, motivasinya harus dari diri sendiri..makasih udah mo berkunjung

    Bintangair: apa yg kamu bilang persis prakteknya yang udah aku lakukan, ya begitulah, jgn sampe idenya menguap sebelum ditetaskan, cieee...^_^

    ReplyDelete
  4. Memang benar menulis itu susah2 gampang, kadang kalau tidak ada ide memang susah sekali untuk memulainya. Namun semuanya itu bisa kita kembangkan dengan banyak2 menulis.

    Salam kenal.

    ReplyDelete
  5. setuju, practice makes perfect. Trus harus banyak membaca juga, menonton tv khususnya berita atau talkshow biar perbendaharaan kata kita juga bertambah, jd gampang buat nulis, stok ide di otak nambah terus masalahnya,hehe...
    salam kenal jg

    ReplyDelete
  6. setuju....setuju.....terkadang yang susah itu emang idenya......bikin ngatuk, males..and lama ngotak...he..he......jadi curat-coret aja.,..daripada ngga nulis sama sekali... :D

    ReplyDelete
  7. saya tambahin dikit
    menulis itu susah susah susah (3x) gampang
    sampai muka jadi semerawut ...

    ReplyDelete

Buat semua Sobat, saya sangat menghargai satu dua patah komentar Anda, tapi please gak usah meninggalkan link di kolom ini atau di Wit's chat box, ok.
Saya sangat menghargai pengertian sobat:)