Wednesday, December 15, 2010

Hikmah dibalik salah satu kejadian hidupku

Waktu itu selalu bergerak maju, berputar hingga genap satu hari. Hari demi hari pun berlalu tak terasa telah menggenapi satu bulan. Bulan demi bulan juga terus berganti dan sekarang telah memasuki bulan desember, bulan paling akhir di tahun 2010. Sejatinya banyak hal yang berubah pada tiap individu.

Secara jujur, aku akui bahwa di tahun ini bukan hanya usiaku yang di dunia ini bertambah, melainkan pengalaman hidupku juga bertambah. Banyak kejadian yang hikmahnya hanya aku yang dapat menyimpulkannya. Ya jelas ya?kan yang mengalaminya diriku sendiri:)

Namun, sayangnya pengalaman hidup itu tak mungkin diketahui orang lain, kecuali jika aku secara personal membaginya. Walaupun begitu, aku yakin tiap orang juga seperti diriku memiliki beraneka pengalaman di sepanjang tahun 2010 ini, baik itu suka maupun duka. Sejatinya, diri kitalah yang dapat dengan arif menarik pesan tersirat dari semua peristiwa yang telah berlalu itu.

Hidup itu akan berarti dan bermakna jika kita sendiri yang memaknainya. Maksudnya, tiap orang pasti menemui kejadian yang berbeda, sebenarnya kejadian itu memiliki pesan yang tersimpan jika saja “yang mengalami kejadian itu” dapat memaknainya.

Aku pribadi berusaha memutar otakku, merenungkan kejadian yang telah berlalu dan hal-hal yang kulakukan di sepanjang tahun 2010 ini. Sekarang renunganku berfokus pada hobi yang kumiliki. Aku itu orangnya suka sekali membaca. Semua buku yang bermanfaat, baik itu cerpen, novel, literature atau buku-buku yang menginspirasi setiap pembaca pasti memiliki daya tarik tersendiri di hatiku.

Makanya tak heran kalau koleksi bukuku itu lumayan banyak. Namun, sekarang  pikiranku tertuju pada koleksi buku yang kumiliki. Entah kenapa, tiba-tiba perhatianku tertuju pada tumpukan buku di kamarku. Hatiku lalu tergerak untuk mengamatinya. Setelah aku perhatikan, ternyata koleksi buku bacaanku bertambah pesat, yaitu sebanyak 9 buah buku. Aku bisa memastikan bahwa kesembilan buku tersebut aku koleksi disepanjang tahun 2010 ini. Mengapa aku bisa berkata demikian? Jawabnya sederhana, karena suatu kebiasaan yang  selalu aku lakukan jika membeli suatu buku ialah selalu menyampulnya dan tak lupa memberikan identitasku yang berupa tandatangan sekaligus tanggal dibelinya buku tersebut. Maka, sangat mudah bagiku untuk mengenali kapan tepatnya sebuah buku milikku itu dibeli.

Setelah aku kalkulasikan, anggaran yang telah kuhabiskan untuk kesembilan buku itu sangat fantastis. Sesaat, aku baru tersadarkan bahwa aku memiliki sifat yang tak bisa mengendalikan diri jika berhadapan yang namanya buku.

Aku bisa menyimpulkan seperti itu karena setelah kuingat-kuingat,  saat membeli ke sembilan buku tersebut, sama sekali tak terencana sebelumnya. Telah menjadi kebiasaanku ketika berjalan ke suatu mall atau department store, aku selalu menyempatkan diri ke toko buku, meski hanya sekedar membaca. Dari awal memasuki toko buku sebenarnya  tak terpikir untuk membeli buku, niatnya hanya sekedar mambaca. Namun sepertinya, aku tak dapat mengendalikan hasratku untuk tak memboyong buku tersebut jika aku telah terlanjur tertarik dengan isinya, makanya jadilah buku itu berpindah ke rumahku.

Selain tak dapat mengendalikan diri untuk membeli buku yang menurutku kontennya menarik, ternyata bila aku analisis, aku juga terlalu berlebihan membawa uang ketika ingin jalan ke mall atau pusat perbelanjaan. Akibatnya ya banyak barang tak terduga yang aku beli, contohnya seperti buku tadi. Sebenarnya, meski aku tertarik sama isi buku itu, dan ingin sekali memilikinya, tak akan pernah secara setengah sadar aku membelinya bila uangku tak cukup untuk membelinya. Tetapi, karena aku selalu membawa uang yang agak lebih ketika akan pergi jalan, makanya aku seakan mengulangi hal yang sama berturut-turut. Mengapa aku katakan kesalahan yang sama?karena kesembilan buku  tersebut aku beli tanpa perencanaan sebelumnya.

Aku bukannya menyesal telah membeli buku itu, bagiku jika sesuatu itu telah terjadi, jangan disesali. Penyesalan hanya akan membuat otakku bertambah penat, ujung-ujungnya aku sendiri dicekam rasa yang tak mengenakkan. Aku juga yang ruginya. Ya..diikhlaskan saja, toh semua telah terjadi. Hanya saja, aku mencoba mengoreksi hal yang kurang baik ini sehingga ini dapat menjadi kaca bagiku di kemudian hari, yaitu berpikir sebelum bertindak.

Meski demikian, aku tetap mendapat manfaat positip dari kesembilan buku itu. Mau tahu?

Jawabnya sederhana, dengan bertambahnya koleksi bukuku, artinya wawasanku juga bertambah. Membaca itu adalah gudang ilmu. Dengan banyak membaca maka akan semakin banyak juga pengetahuanku, apalagi buku-buku yang aku beli itu memang buku yang bermanfaat.

Tapi, sekarang kan dunianya internet. Buat apa buang-buang uang untuk membeli buku?

Iya memang benar, sekarang informasi dapat diakses tanpa batas melalui internet. Namun, memiliki buku bacaan secara personal itu memiliki nilai plus sendiri. Contohnya, jika kita ingin menulis makalah, atau tulisan yang membutuhkan argumen yang kuat untuk mendukung pendapat yang kita utarakan, maka  akan lebih baik jika kita memiliki bukunya sendiri, sehingga jelas sumbernya jika nanti dipertanyakan.

Aku juga bersyukur melalui salah satu buku yang aku beli  secara tak terduga ini, aku jadi mengerti cara membuat blog. Hasilnya ya lihat saja blog sederhanaku ini; . http://wits-inilahhidup.blogspot.com/.  Blog ini aku bangun setelah membaca buku yang menjelaskan cukup detail cara membuat blogspot dan seluk beluknya. Aku belajar sambil mempraktekkan sendiri secara mandiri. Memang blogku masih cukup natural, tapi bagiku bukan masalah, yang penting aku bisa membagi apa yang telah aku tulis buat orang lain.

Dan, aku tak tahu apakah secara kebetulan  atau bagaimana, belum lama aktif di dunia blogging, tiba-tiba pihak buzzcity tertarik dengan postingan yang aku buat, dan menawarkan kerjasama denganku. Tanpa aku ketahui sebelumnya, pihak buzzcity telah membuatkan  situs mobile untuk blog aku ini, aku baru mengetahuinya setelah membaca komentar mobilizer pada postinganku yang berjudul “waktu”. Sepenuhnya aku katakan,  aku jadi senang bila ada respon yang positip begini. Aku jadi lebih termotivasi  untuk memposting tulisan yang jauh lebih baik dari yang telah ada. Seakan ada suntikan segar dari luar sana. Dan lagi bagiku, menulis itu juga salah satu obat mengurangi stress. Dengan menulis, aku mencoba membagi ide di otakku yang masih belum terangkai dengan jelas menjadi rangkaian paragraf yang tertulis secara berurutan sehingga dapat diambil sarinya oleh pembaca. Jadi, aku seakan bercerita, tapi media penyalurannya berupa tulisan bukan kata-kata layaknya orang sedang curhat.

Memang benar ada ungkapan bijak yang mengatakan bahwa kejadiannya itu tak penting, tetapi bagaimana cara kita menyikapi kejadian tersebut. Sama kasusnya dengan apa yang aku paparkan pada tulisanku ini, meski kejadiannya tak terduga sebelumnya, namun banyak hikmah yang aku petik.

Ya, begitulah,.. merenungkan dan mengevaluasi kejadian yang telah berlalu itu perlu dilakukan oleh setiap individu agar kehidupannya di masa mendatang jauh lebih baik. Siapa lagi yang akan membenahi diri kita,  kalau bukan diri kita sendiri. Semakin bijak kita menyikapi kejadian yang telah berlalu, maka insyaallah kita juga akan menjadi manusia yang lebih bijak.

Sebenarnya banyak hal dari diriku yang perlu dibenahi, namun pada tulisanku ini, aku lebih memfokuskan pada tindakan belanja yang tak terduga ini, khususnya di sepanjang tahun 2010. Semoga apa yang aku tulis ini dapat dipetik sisi positipnya.


*Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Muhasabah Akhir Tahun di BlogCamp.

13 comments:

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam K.U.M.A.T - Kontes Unggulan Muhasabah Akhir Tahun di BlogCamp.
    Akan dicatat sebagai peserta

    Salam hangat dari Markas BlogCamp di Surabaya

    ReplyDelete
  2. wah renungan singkat yang menarik :)

    ReplyDelete
  3. wah mantap sekali ya

    semoga menang ya mbak

    ReplyDelete
  4. kalau sudah hobi membaca memang seberapapun buku kayaknya masih kurang aja, aku dulu juga punya banyak koleksi buku, tapi kebanyakan buku cerita fiksi.
    sukses buat kontesnya ya..

    ReplyDelete
  5. mampir dengan membawa buku besar peserta KUMAT sambil melakukan penilaian.
    Salam hangat selalu

    ReplyDelete
  6. wah....tinggal nunggu pengumumannya saja ya berarti....kontesnya sudah ditutupkan.....
    sukses deh pokoke sama kontesnya...

    ReplyDelete
  7. sukses ya wits,,.. semoga jadi pemenang....

    ReplyDelete
  8. wah jadi semakin semangat menulis dengan adanya blog ya mbak
    tapi jangan males beli buku,mungkin beda lo baca di monitor dengan dibuku ..... masukkan aja kok
    salam kenal

    ReplyDelete

Buat semua Sobat, saya sangat menghargai satu dua patah komentar Anda, tapi please gak usah meninggalkan link di kolom ini atau di Wit's chat box, ok.
Saya sangat menghargai pengertian sobat:)