Monday, January 3, 2011

Diri Manusia

Mengoreksi diri sendiri itu jauh lebih sulit ya, dibanding mengoreksi kesalahan orang lain. Akan lebih mudah hati ini menghujat kekhilafan orang lain. Akan lebih mudah bagi diri ini emosi kepada orang lain ketika mendapatkan perlakuan “tak layak” darinya.

Namun, pernahkah kita berkaca pada diri sendiri?Menyadari dengan sepenuh hati, entah berapa kali lisan dan perbuatan kita melukai orang-orang terdekat?

Terkadang atau bahkan nyaris, kita selalu mengingat kejelekan orang lain. Peribahasa ini mungkin cukup mewakili, “kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak.”

Lucu…Akan tetapi, disadari maupun tidak yang sering terjadi demikian.

Ketika harga diri ini diinjak-injak bukan main marahnya, tetapi bila orang lain yang diinjak diri ini seakan tak perduli.

Hati ini mengeras. Menganggap bahwa diri kitalah yang benar. Menganggap bahwa perlakuan tersebut sama sekali tak bermasalah.

Nenekku pernah mengatakan, “kalau daging ini sakit bila dicubit, jangan mencubit orang lain!” ya.., bila merasa “sakit” mendapat perlakuan”demikian”, maka jangan memperlakukan orang lain “demikian”. Orang lain pun sama seperti kita, “tak suka mendapat perlakuan yang tak menyenangkan”.

Sederhana memang kelihatannya, namun dalam interaksi sosial hal ini sangat berpengaruh besar. 

Menghargai setiap individu sebagaimana diri ini ingin dihargai oleh orang lain, sulit sekali dilakukan. Kita inginnya dihargai, mendapat perlakuan menyenangkan, namun kita belum sepenuhnya bisa memperlakukan sesama sama seperti yang ingin kita dapatkan. Kalau begitu bagaimana semuanya bisa berbalas dengan indah?Mmm…ternyata memang susah ya, menjaga hati:)

Semua tindakan kasat mata itu semua bermula dari hati...

Makanya tak heran bila buku karangan Abuya Syeikh Asaari Muhammad At Tamimi, begitu menginspirasi sehingga tak salah bila buku tersebut menjadi best seller. Sang penulis mengangkat judul Mengenal Diri Melalui Rasa Hati.

Aku sangat tercenung mendengar salah satu kumpulan kalimat yang tertulis dalam buku ini:

Mengenal diri bukanlah sekedar menilai kecantikan, tinggi rendah, warna kulit, keturunan dan bangsa. Karena manusia sebenarnya terdiri dari dua jasad yang dipadu erat, yaitu jasad lahir dan  jasad batin. Mengenal diri artinya mengenal hakikat manusia. Hakikat manusia adalah batinnya. Tanpa hakikat, yang lahir tidak berguna.

Jasad lahir hanyalah sangkar untuk jasad batin. Kalau kita gagal mengenal batin manusia, kita akan gagal mendidik diri manusia. Jadi mengenal diri sebenarnya bukanlah mengenal rupa lahir, tapi yang lebih penting adalah mengenal watak batin, yaitu jiwa, pikiran, kebolehan, kecenderungan, watak, nafsu dan kekuatan yang ada pada diri kita.

Dengan mengetahui sifat-sifat yang ada pada diri kita, kita nanti dapat melatih diri kita dan meletakkan diri sesuai pada tempatnya. Bila tidak maka akan terjadi kerusakan di muka bumi karena kita telah melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan jiwa kita. Berlakulah kejahatan, krisis jiwa dan ketegangan pikiran hingga hilanglah kebahagiaan.

Sangat menyentuh bukan, semua kalimat yang dikutip dari sang penulis, Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammmad At Tamimi?jawabannya pasti beda-beda:)

8 comments:

  1. setuju..
    mantab artikelnya non..
    btw salam kenal yah..
    =D

    ReplyDelete
  2. Postingannya simple, tapi lumayan mengena, cukup membuat saya terdiam untuk merenung tentang subtansi diri

    ReplyDelete
  3. salam sobat
    memang mengoreksi diri sendiri sulit.tapi kalau ngoreksi orang lain mudah.
    berpulang kediri masing2 jujur atau tidak.

    ReplyDelete
  4. Agung A.Kusuma : salam kenal jg. Thanks bwt kunjungannya

    Hanya Nulis : Alhamdulilah..aku pun demikian,msh selalu belajar..

    Nura : bnr Mbk..salam

    ReplyDelete
  5. saya setuju dengan artikel ini sob :D
    sukses selalu buat kita semua ^_^

    salam sichandra

    ReplyDelete
  6. terkesan dengan kalimat ending-nya
    "akan terjadi kerusakan di muka bumi karena kita telah melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan jiwa kita"
    semoga kita bisa selalu berlaku bijak
    demi kebaikan kita semua...
    salam sukses..

    sedj

    ReplyDelete
  7. inilah salah satu anugrah dari Allah rasa EGOIS, tapi egoisnya jangan terlalu yach ... artikelnya mengingatkan kita untuk lebih banya bercermin. trims

    ReplyDelete

Buat semua Sobat, saya sangat menghargai satu dua patah komentar Anda, tapi please gak usah meninggalkan link di kolom ini atau di Wit's chat box, ok.
Saya sangat menghargai pengertian sobat:)