Thursday, April 7, 2011

Ketika Masjid dan Rumah Bordil Roboh

ADA DUA LELAKI.  Keduanya adalah saudara kandung. Lahir di dalam keluarga yang taat beragama. Namun perilaku dua orang itu berbeda dan akhir hidup mereka juga berbeda.
                Yang tua, sejak kecil dikenal baik, alim dan ahli ibadah. Ia tidak suka menyakiti orang lain. Tidak suka hura-hura. Tak pernah menyentuh gelas minuman keras apalagi meminumnya. Waktu mudanya banyak dihabiskan di masjid. Ia juga tidak suka bergaul dengan wanita yang bukan mahramnya. Pernah ia dirayu seorang gadis cantik yang masih sepupunya, namun ia teguh dalam keimanannya. Karena amal perbuatannya yang baik dan akhlaknya yang mulia ia dicintai oleh keluarga dan masyarakat.
                Sedangkan adiknya, sangat berbeda dengan kakaknya. Sejak kecil dikenal nakal. Sejak remaja sudah biasa masuk tempat maksiat. Rumah bordil adalah tempat biasa ia mangkal. Hampir tiap hari ia mabuk dan melakukan berbagai macam maksiat di rumah bordil miliknya itu. Kadang-kadang ia juga ikut gerombolan perampok, untuk merampas harta orang lain. Saat merampok ia bahkan terkadang juga melakukan pemerkosaan. Hampir segala jenis maksiat dan perbuatan yang menjijikkan telah ia lakukan untuk memuaskan hawa nafsunya. Perbuatan jahatnya itu membuat dirinya dibenci oleh keluarga dan masyarakat.
                                                                                  ***
                Suatu ketika, sang kakak yang alim dan ahli ibadah merenung dalam kesendiriannya. Tiba-tiba dengan halus sekali nafsunya berkata padanya,
                “Sejak kecil kau selalu berbuat kebaikan dan beribadah. Kau telah mendapat tempat di hati masyarakat dan dikenal sebagai orang baik. Namun kau tidak pernah merasakan nikmatnya hidup sedikitpun. Kenapa tidak sesekali kau datang ke tempat adikmu menghibur diri di rumah bordilnya. Sesekali saja. Setelah itu kau bisa tobat. Kau bisa membaca istighfar ribuan kali dalam shalat tahajjud. Bukankah Allah itu Mahapengampun?”
                Bujukan hawa nafsunya itu ternyata masuk dalam pikirannya. Setan pun dengan sangat halus masuk melalui pori-pori dan aliran darah. Ia berkata pada diri sendiri.
                “Benar juga. Kenapa tidak sesekali menghibur diri? Hidup Cuma sekali. Nanti malam aku mau menari dan bersenang-senang bersama wanita cantik di rumah bordil adikku. Setelah itu aku pulang dan bertobat kepada Allah swt. Dia Mahapengasih lagi Mahapengampun.
                Sementara itu di rumah bordil. Adiknya juga merenung. Ia merasa jenuh dengan hidup yang dijalaninya. Nuraninya berkata,
                “Sudah bertahun-tahun aku hidup bergelimang dosa. Bermacam maksiat telah aku lakukan. Apakah aku akan hidup begini terus?Keluarga  membenciku karena perbuatanku. Juga masyarakat, mereka memusuhiku karena kejahatanku. Kenapa aku tidak mencoba hidup baik-baik seperti kakak. Ah,bagaimanakah besok kalau aku telah mati. Bagaimana aku mempertanggungjawabkan perbuatanku. Kalau begini terus, kelak aku akan masuk neraka. Hidup susah di akhirat sana. Sementara kakakku akan hidup nikmat di surga. Tidak! Aku tidak boleh hidup dalam lembah maksiat terus. Aku harus mencoba hidup di jalan yang lurus. Nanti malam habis maghrib aku akan ke masjid tempat kakak beribadah. Aku mau tobat dan ikut shalat. Aku mau kembali ke pangkuan Allah swt. Aku mau beribadah sepanjang sisa hidupku. Semoga saja Allah mau mengampuni dosa-dosaku yang telah lalu.”
                                                                                   ***
                Dan benarlah. Ketika malam datang kedua saudar itu melaksanakan niatnya masing-masing. Usai shalat maghrib di masjid, sang kakak kembali ke rumah, ganti pakaian dan bergegas menuju rumah bordil. Adapun sang adik, telah pergi meninggalkan rumah bordil begitu mendengar suara azan maghrib. Jalan yang diambil dua bersaudara itu tidak sama sehingga keduanya tidak berjumpa di tengah jalan.
                Sampai di rumah bordil sang kakak mencari adiknya. Namun tidak ada. Orang-orang yang ada di rumah bordil tidak ada yang tahu kemana adiknya itu pergi. Meskipun adiknya tidak ada ia tetap melaksanakan niatnya. Nafsu telah menguasai seluruh akal pikirannya. Ia pun menuruti segala yang diinginkan nafsunya di rumah bordil itu bersama para penari dan pelacur.
                Di tempat lain, sang adik sampai di masjid tempat kakaknya biasa ibadah. Ia sudah bertekad bulat untuk tobat meninggalkan semua perbuatan buruknya. Ia mengambil air wudhu dan masuk ke dalam masjid. Ia mencari-cari kakaknya, ternyata tidak ada. Padahal biasanya kakaknya selalu beriktikaf di masjid usai maghrib sampai isya’. Ia bertanya pada penjaga masjid, namun ia tak tahu kemana perginya. Meskipun tidak ada kakaknya, niatnya telah bulat. Ia melakukan shalat dan beristighfar sebanyak-banyaknya dengan mata bercucuran air mata.
                Tiba-tiba bumi tergoncang dengan hebatnya.
                “Awas ada gempa!Ada gempa!” teriak orang-orang di jalan.
                Orang-orang panik keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri. Takut kalau-kalau rumah mereka runtuh. Sang adik yang sedang larut dalam kenikmatan tobatnya tidak beranjak dari dalam masjid. Ia tidak merasakan ada gempa. Demikian juga sang kakak yang saat itu sedang terlena di rumah bordil. Ia sama sekali tidak merasakan gempa. Goncangan gempa malam itu cukup keras. Beberapa bangunan roboh. Termasuk masjid dan rumah bordil.
                Keesokan harinya. Sang kakak ditemukan tewas di antara reruntuhan rumah bordil di samping mayat seorang penari dalam keadaan yang memalukan. Sedangkan adiknya juga ditemukan tewas di antara reruntuhan masjid. Kedua tangannya mendekap sebuah mushaf di dada.
                Masyarakat yang tahu ihwal kedua kakak beradik itu meneteskan air mata. Mereka tidak habis pikir, orang yang selama ini dikenal ahli ibadah kok bisa tewas dengan cara yang sedemikian tragis. Sedangkan adiknya yang selama ini dikenal ahli maksiat kok bisa husnul khatimah. Dengan peristiwa ini orang-orang diberi pelajaran yang sangat berharga. Bahwa kematian bisa datang kapan saja. Hanya Allah yang tahu. Maka jangan sekali-kali iseng menuruti hawa nafsu. Siapa tahu saat sedang menuruti hawa nafsu itulah maut menjemput. Na’udzubillah min dzalik. Bahwa niat baik harus selalu dijaga, agar Allah swt. Menganugerahkan akhir hidup yang indah. Akhir hidup yang diridhai-Nya.
                “Ya Allah, karuniakanlah kepada kami keteguhan dan keistiqomahan berada dalam jalan-Mu. Karuniakanlah kepada kami husnul khatimah. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.”

                                                                                     Diambil dari buku DI ATAS SAJADAH CINTA
                                                                                     Karya Habiburrahman El Shirazy

18 comments:

  1. AMieeen...

    Sebuah cerita yg membuka mata hati kita tentang jln kemulyaan, jgn sekali2 berfikir untuk menuruti hawa nafsu. Kita tdk tw kpn dan bagaimana kita akan mati, karenanya kita hanya bs berusaha melanjutkan sisa hidup kita, lebih baik dr hari kemaren d jln kebenaran...

    ReplyDelete
  2. Subhanallah bagus sekali cerita ini..... tepat & mengena banget pesan yang disampaikan..... orang yang rajin ibadah jangan merasa sombong & lupa diri begitupun yang lalai masih banyak waktu bertobat & kembali kejalan Allah.

    ReplyDelete
  3. all : smg banyak hikmah yg dipetik buat kehidupan kita di masa sekarang dan akan datang. thanks bwt semuanya

    ReplyDelete
  4. Subhannallah...sebuah cerita yg buat aku terharu.....Allah Maha Besar....

    ReplyDelete
  5. semoga ya bun, semua org bisa merasakan kebesaran-Nya, amin

    ReplyDelete
  6. Assalaamu'alaikum wr.wb, Wits yang comel...

    Bunda berusaha untuk menulis di dalam komentar posting, untung2 bisa nyangkut tulisan bunda ini.

    Kisah di atas benar2 mengetarkan jiwa. Kita tidak tahu saat kematian menghampiri kita. Kita tidak tahu di manakah tempat kematian kita dan kita tidak tahu bagaimana keadaan kita mati. Semua yang dinukilkan di atas menggambarkan kondisi kematian kita yang tidak ada siapa tahu untung nasih hari terakhirnya.

    Mudahan kahir hayat kita dalam keadaan khusnul khatimah. Amiin.

    Salam sayang dari bunda di Sarikei, Sarawak. :D

    ReplyDelete
  7. Assalaamu'alaikum wr.wb, Wits yang comel...

    Bunda berusaha untuk menulis di dalam komentar posting, untung2 bisa nyangkut tulisan bunda ini.

    Kisah di atas benar2 mengetarkan jiwa. Kita tidak tahu saat kematian menghampiri kita. Kita tidak tahu di manakah tempat kematian kita dan kita tidak tahu bagaimana keadaan kita mati. Semua yang dinukilkan di atas menggambarkan kondisi kematian kita yang tidak ada siapa tahu untung nasih hari terakhirnya.

    Mudahan kahir hayat kita dalam keadaan khusnul khatimah. Amiin.

    Salam sayang dari bunda di Sarikei, Sarawak. :D

    ReplyDelete
  8. Allahu Akbar, Subhanallah.....
    Moga kita selalu kuat memegang amanahNya ya Mbak...

    ReplyDelete
  9. semoga kita selalu dalam limpahan Rahmatnya..amin.

    ReplyDelete
  10. maaf lama tak berkunjung
    fenomena rumah bordil adalah potret kegagalan dakwah
    tapi.. ending ceritanya adalah ironi
    semua bisa terjadi

    sedj

    ReplyDelete
  11. bunda : alhmdl. komentarnya muncul kok bun. seneng rsnya bunda bisa komentar di sini, biar komennya gak hilang terus seperti di chatbox yg kapasitasnya terbatas.
    amiin...semoga kita semua bisa mendapat akhir hidup yg baik.
    salam sayang jg buat bunda fatimah:)

    cerita dewasa : amiin..maksih buat kunjungannya

    Buburinix : amiin..

    sedjatee :gak pa pa kok mas, dk masalah:)
    iya, apapun bisa terjadi di dunia ini, semua karena kebesaran-Nya

    ReplyDelete
  12. kunjungan perdana,, salam kenal,,,:D

    ReplyDelete
  13. cerita yang penuh dengan ibrah dan pelajaran. Benar kata Rasulullah, perjuangan paling berat adalah melawan hawa nafsu.

    ReplyDelete
  14. amiin amiin ya robbal alamin..

    ReplyDelete
  15. Subhanallah...
    Hendaknya kita tak meremehkan umur ya... :)

    ReplyDelete
  16. salam sob
    Astaghfirulloh...
    masjid kok dijadikan tempat begituan sob ya

    ReplyDelete
  17. Fizero :salam kenal jg. makasih buat kunjungan dan follownya, nanti aku follow balik, ok

    Nova miladyarti :iya, hawa nafsu itu musuh utama setiap manusia. yuk, mujahadatunafsi, mari berperang melawan hawa nafsu!makasih buat kunjungannya:)

    Kira : amiiiiiiin...

    Kakaakin :iya, kematian bisa datang kapan saja tanpa kita pernah tau, bersiap-siap itu jauh lbh baik:)

    Kisah Abu Nawas : mksdny??bukan begitu kok sob, cb diliat lagi ceritanya, hehehe:)
    salam

    ReplyDelete
  18. salam,,
    cerita yang menarik dan hikmahnya yang begitu besar,,,
    semoga kita bisa istiqomah di jalan-Nya

    ReplyDelete

Buat semua Sobat, saya sangat menghargai satu dua patah komentar Anda, tapi please gak usah meninggalkan link di kolom ini atau di Wit's chat box, ok.
Saya sangat menghargai pengertian sobat:)