Monday, April 25, 2011

Ada-ada saja


Ada cerita yang sangat neginspirasi. Ceritanya begini; ada seorang keluarga yang hendak menjual rumah pribadinya. Katakanlah lokasinya di X. Mengingat pemilik rumah ini sangat sibuk dan tak mungkin mengontrol rumah yang dijualnya secara rutin maka diputuskanlah untuk menjual rumah tersebut tanpa menggunakan jasa perantara ataupun mengiklankannya melalui biro periklanan melainkan hanya menulis sebuah tulisan sederhana yang bertuliskan:


Tulisan ini ditempel dari dalam rumah tepatnya dari belakang kaca rumah pak M. Tindakan ini dilakukan dengan harapan kertas yang ditempel ini permanen karena ditempel dari balik dalam kaca rumah pak M.  Ide yang sederhana tetapi lumayan cerdas juga, bukan?
Setelah beberapa waktu lamanya lumayan banyak juga yang menelepon pak M untuk membeli rumah tersebut. Penawaran yang datang sangat beragam, namun pada dasarnya semua calon pembeli ingin mendapatkan kesepakatan harga yang menurut mereka memang ‘layak’.
Hal yang masuk akal memang, tetapi ada juga lucunya, ada pihak-pihak yang memang ‘cerdik’ memanfaatkan peluang pasar ditengah sulitnya mencari sumber penghidupan yang layak pada saat ini, beberapa pihak malah dengan sengaja memanfaatkan iklan sederhana ini. Berikut beberapa petikan dialog antara pak M dengan ‘pihak’ tersebut (kita misalkan saja Y):
Y            : Assalamu’alaikum
Pak M   : Wa’alaikumsalam
 Y           : Maaf Pak, mau nanya ini bener yang punya rumah yang lokasinya di x?
Pak M   : Oh..iya betul. Ada yang bisa dibantu, Pak?
Y            : Iya pak, kalo boleh tau harganya berapa?
Pak M   : O..kita jual 200 juta, Pak?
Y            : Gak bisa kurang, Pak?
Pak M   : Harganya pas , Pak
           : Itu luasnya berapa, Pak?rumah pribadi ya, Pak?
Pak M   :  xxx M2 . Iya itu rumah pribadi sudah serifikat
Y             : Rumah Bapak dimana?
Pak M   : Sekitar daerah z
Y             : Kita boleh maen ke sana, Pak?
Pak M    : O..ya, ya boleh
Setelah meminta alamat detail dari pak M, akhirnya pembicaraan ditutup.
Telepon dengan pertanyaan serupa seringkali terjadi hingga ada yang dengan sengaja mendatangi rumah pribadi pak M yang bertempat di daerah z dan cerita punya cerita, ternyata Y  sesungguhnya ingin menjadi broker untuk rumah yang sedang dijual oleh Pak M.
Y          : Iya, Pak. Jadi begini, Bapak kan mau jual 200 juta, jadi sudah saya tawarkan 250 juta. Bapak silahkan ambil 200 juta, sisanya untuk saya
Pak M   : *Ekspresi kaget
Mendengar ucapan Y, tentu saja pak M menolak. Mengapa?alasannya simple, baginya melakukan hal itu tentu saja merugikan pembeli dan dirinya selaku penjual. Ini terkait dengan ‘keterbukaan’ antara dirinya dengan pembeli. Pembeli bisa jadi  tak tahu bahwa sebenarnya harga rumah tersebut sebesar 200 juta, dan dirinya mungkin saja telah dimintai Y keuntungan sebesar  katakanlah x rupiah. Jadi di sini Y bisa jadi mendapat 2 keuntungan sekaligus, yaitu  dari pak M dan dari pembeli. Jelas di sini pihak pembeli dan pak M menjadi pihak yang dirugikan, kecuali sebelumnya memang Y telah diutus oleh pak M sebagai broker,kesepakatannya  sudah jelas.
Makanya pak M sangat tak ingin menjual rumahnya melalui perantara. Beliau ingin menjualnya langsung kepada pembeli sehingga ‘keterbukaan’ antara pak M dan pembeli jelas terlihat, semuanya clear.
Ada lagi hal yang lucu, begini dialognya…
X             :  Mau nanya pak, ini bener nomor telepon  rumah yang mau dijual itu?
Pak M    : Iya bener, ada yang bisa dibantu, Pak?
X            :  Begini Pak, mau nanya lokasi rumahnya dimana?
Pak M   : Loh??? Maaf,  Bapak dapet telepon rumah ini darimana?
          : Eh, anu.. saudara saya yang kasih tau pak
Pak M : Mm…lain kali Pak, kalo mau beli rumah ya dilihat dululah lokasi rumahnya kalo sreg baru bapak hubungi yang punya
Ah..ada-ada saja ya orang di dunia ini sukanya aneh-aneh. Yang satu pengen minta komisi, padahal jelas-jelas pak M menjual rumahnya tanpa perantara, yang satu malah menelpon pak M tanpa pernah tau dimana lokasi rumah yang akan dia beli.
Ilustrasi di atas mungkin hanya satu dari sekian banyak tingkah orang yang suka ‘nyeleneh’, pengennya mungkin memanfaatkan kesempatan yang ada tapi justru tanpa disadarinya malah merugikan pihak lain dan terkesan konyol.
Agak aneh ya??

24 comments:

  1. kurang ajar banget si X, mau aja makan uang cuma-cuma dengan menwari jasa sebagai perantara.

    ReplyDelete
  2. dunia makin aneh dan makin banyak penghuninya yang oportunis begitu. mudah-mudahan kit abisa belajar dari pak M untuk selalu terbuka :)

    ReplyDelete
  3. wah setuju mbak, itu merugikan pembeli lagian hasilnya juga gak akan barokah mbak..... semoga makelar tanah membaca postingan ini..... soalnya saya juga pernah mengalami seperti ini,.,,,:)

    ReplyDelete
  4. emm....bisnis jual beli rumah ceritanya,,,,
    ya pembelinya berarti ibarat beli kucing dalam karung dunk....

    ReplyDelete
  5. wedeeeeeeeeeew andai saja pak M menyetujui penjualan rumah tadi, pasti si Y udah pesta pora ya sekarang.... :))

    ReplyDelete
  6. Iya mbak Wits, aneh banget.
    Begitulah mbak kalau hidup hanya menikmati tanpa pernah bersyukur, jadi lupa kalau setelah dunia itu ada akhirat...

    ReplyDelete
  7. Ello Aristhosiyoga :waduh..kok jd emosi, hehe. yang sabar ya mas:). thanks buat kunjungannya..

    Ra-kun lari-laRIAN :iya, insyaallah..

    Arief Bayoe sapoetra :amiin..semoga ya, supaya mereka insyaf^-^

    Kang Martho : ^-^

    Sirih merah : pastinya..

    yhantee : untungnya nggak ya;)

    Ajeng sari rahayu : iya, smg kita bisa menjadi org yang selalu ingat akan hari pembalasan, amiiiin...

    ReplyDelete
  8. memang mbak dunia semakin aneh aja yaa... met kenal yaa

    ReplyDelete
  9. Masalah rumah merupakan milik-milikan. Dan semuanya perjalanan memiliki suatu cerita yang bersifat wajar, karena semuanya memiliki alasan.

    Sukses selalu

    Salam

    Ejawantah's Blog

    ReplyDelete
  10. makelar ada dimana-mana
    jangankan rumah,
    jual cabe aja ada makelarnya
    hehehe

    sedj

    ReplyDelete
  11. rumahnya di daerah mana sih Mbak Wit.. biar nanti saya coba tawar. sapa tahu mau dujual 100 juta hehehe

    ReplyDelete
  12. Kamal :iya memang aneh, salam kenal jg

    R.indra kusuma sejati :makasih..

    sedjatee : iya sih,..memanfaatkan peluang, tp jgn merugikan penjual, hehehe

    lozz akbar : hehehe..

    ReplyDelete
  13. Kalo jadi makelar memang bisa dapat duit banyak. Cuma modal mulut, bisa dapat jutaan :D

    ReplyDelete
  14. Kangen sama mba wits..maaf yach mba sarah baru mampir soalna banyak yang satu2 kunjungna banyak juga..
    Komen:
    Kesempatan dalam kesempitan..memanfaatkan yang tidak bermanfaat...budaya birokrasi yang sangat kompleks juga sudah merajalela di negeri ini.
    Kl kata dmasiv bersyukur apa yang ada, kl kata slank birokrasi komleks negri ini..hanya karena uang banyak merugikan orang lain.

    ReplyDelete
  15. wakakakak, memang ada ada saya ya mbak wits, haha.. politik berdagang memang seperti itu sih hehe ada saja yang mengambil manfaat tapi ya begtu lah keadaannya hihihi..
    lama tak BW kesini, ada postingan hangat ni tentang defenisi wanita, mampir ya :D

    salam persohiblogan ^_^

    ReplyDelete
  16. Kakaakin : iya mbk, terus yg dimakelin bakal keki berat, hehe

    sarah azahra :it's ok sar:)
    klo emang belum sempet gpp kok. lengkap ya kalimatnya^-^

    nova miladyarti :bener..:)

    auraman : salam persohiblogan jg..

    ReplyDelete
  17. Mau nanya, hukumnya broker atau makelar itu apa ya? Kalo' dlm Islam boleh g ya punya profesi "makelar".

    ReplyDelete
  18. mimpi siang bolong : klo mslh itu aku tak terlalu paham, tp..secara rasio apapun profesinya selama itu 'halal',cara memperolehnya juga 'halal dan benar' pasti diridhoi sama Allah,.

    semoga membantu. thanks buat kunjungannya

    ReplyDelete
  19. Hidup penuh warna, semoga tetap bahagia

    ReplyDelete
  20. keep postting mbak,salam kenal...

    ReplyDelete

Buat semua Sobat, saya sangat menghargai satu dua patah komentar Anda, tapi please gak usah meninggalkan link di kolom ini atau di Wit's chat box, ok.
Saya sangat menghargai pengertian sobat:)