Kian hari umurku di
dunia kian bertambah, tapi sesungguhnya jatah usiaku kian berkurang. Banyak hikmah yang aku dapat dalam
perjalanan hidupku, entah itu berupa tawa atau airmata. Tak hanya itu, berbagai
kisah orang-orang di sekelilingku juga cukup memberikan hikmah bagiku.
Orang-orang
hebat pasti punya cerita sendiri. Mereka membaginya dengan harapan semua pendengarnya
bisa mengambil hikmah positip dari kisah mereka. Salah satunya seperti kisah
seorang bapak yang memulai karir sebagai officeboy di sebuah bank swasta yang
cukup terkenal di negeri ini. Si bapak (sorry, aku lupa namanya, yang pasti
beliau asli Kediri) membagi cerita hidupnya pada sebuah acara yang sungguh menjadi favoritku (semoga sobat semua juga ya),
yaitu chatting with YM di anteve.
Kisah sukses Bapak yang akhirnya menduduki posisi sebagai
vice president di bank yang cukup bergengsi di negeri ini sangat menyentuh
hati. Dari kerasnya perjuangan hidup yang ia jalani, ia sendiri dapat mengambil
kesimpulan atas kejadian ‘istimewa’ yang dialaminya. Aku masih ingat sekali
kalimat yang beliau ucapkan.
Menurutnya
1.
Bila kelak aku menjadi orang sukses, aku
akan dekat dengan orang kecil. Karena dekat dengan orang kecil membuatku
menjadi besar. Beliau ingat sekali saat ia terjerembab ke sebuh parit akibat
uang hasil jualan sandalnya dipalaki oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab,
hanya ‘orang kecil’ yang menolongnya. Ibu-ibu tukang sayur yang memapahnya
keluar dari parit. Tak ada ‘orang besar’ yang sudi menolongnya kala itu.
2.
Kala itu ada sebuah kaki yang dengan
sengaja menginjaknya. Bukannya ingin menolongnya dirinya yang saat itu
tertatih-tatih bangun dari jatuhnya. Beliau selalu merekam sebuah kaki yang berbalut
sepatuh mewah yang menginjaknya. Ya...katanya kelak klo aku jadi ‘orang besar’
aku akan gunakan kakiku untuk menolong orang kecil bukan malah menginjak
mereka.
Aku yang menonton acara
itu sangat terharu dengan perkataan beliau, apalagi beliau bercerita dengan
mata berkaca-kaca. Aku mendengarnya saja terharu, apalagi beliau yang mengalami
langsung kejadian ‘istimewa’ tersebut.
Walhasil saat beliau menjadi orang sukses kini beliau
menjadi perintis sedekah untuk para dhuafa. Subhanallah…aku sangat terharu
dengan kisah ini. Sungguh jarang orang yang mampu bersikap seperti beliau. Kebanyakan
yang ada sekarang, saat kesuksesan menjadi milik seseorang, mereka seperti
kacang lupa kulitnya (esp. buat mereka yang pada awalnya memang dari golongan
ekonomi lemah, saat berada di puncak mereka seakan lupa). Kesuksesan itu menjadi
alat bagi dirinya untuk berlaku angkuh, dan jujur…hal ini beberapa kali kutemui
di lingkungan terdekatku, bahkan dari keluarga besarku (Maaf, bukan maksud
untuk menjelekan mereka, aku hanya berusaha mengungkapkan realita yang ada di
sekitarku).
Aku pikir…semua orang yang mengalami
perubahan drastis dalam hidup mereka rata-rata pasti angkuh, seakan lupa diri. Meski
demikian, realitanya….masih ada orang-orang yang berhati mulia seperti bapak
yang aku ceritakan kisahnya di atas. Aku yakin Allah pasti akan selalu ridho
pada orang-orang seperti beliau. Sebuah kalimat yang diucapkan oleh beliau yang
selalu berdengung di telingaku, “Kita akan menjadi orang besar bila kita
berdekatan dengan orang-orang kecil”. Benar sekali memang. Bukankah dengan
bersedekah kepada mereka, Allah pasti akan menggantinyaJ.
Buktinya kisah beliau. Sampe sekarang kehidupannya sangat mapan, meski beliau
telah pension. Dan tak sampai disitu kebaikan
yang beliau tabur. Saat ini beliau juga dengan ikhlas mengajak anak-anak malang,
bahkan (maaf) ada yang cacat mental, untuk tinggal satu atap dengan beliau. Mm…pantas
saja Allah memberkahi keluarga beliauJ
Semoga kisah singkat
ini bisa menginspirasi kita semua (termasuk aku sendiriJ).
Maafkan bila ada kata atau kalimat yang kurang berkenan. Maklum, aku manusia
yang penuh dengan khilaf.
izin menyimak .
ReplyDelete^_^
Deletenyimak aja nih sepenggal kisahmu .
ReplyDelete